Belajar pola merupakan keterampilan dasar matematika untuk anak usia prasekolah, taman kanak-kanak (kindergarten).
Mengenalkan konsep pola kepada anak sejak dini merupakan hal yang sangat penting, karena pembelajaran konsep pola ini menjadi salah satu fondasi dalam memahami ilmu matematika.
Jika pembelajaran konsep pola ini diberikan sejak dini akan memudahkan anak belajar matematika di level selanjutnya.
Konsep Pola Dalam Kehidupan Anak
Coba Moms perhatikan apakah kita sering mendengar anak berkomentar tentang baju yang dia kenakan ?, “Ibu, lihat bajuku, ada warna abu-abu, jingga, abu-abu, jingga.”
Kira-kira apa jawaban kebanyakan orang tua ketika mendengar anaknya berkata demikian ?,
Biasanya mereka akan mengatakan “wah hebat, kamu sudah mengenal warna jingga dan abu-abu dengan baik.”
Atau ketika anak bercerita tentang kegiatannya, ” mama, hari ini aku bangun tidur langsung mandi, habis mandi aku berhasil melipat selimutku, terus makan, terus main sepeda, terus belajar, terus mengaji, dan sekarang aku mau bobok siang, habis bobok siang boleh nggak aku nonton sebentar ?”
Bagaimana respon kebanyakan orang tua jika mendengar hal seperti ini dari anaknya ?
“Karena kamu sudah belajar dan mengaji, pasti boleh nonton, tapi tidak boleh lama-lama ya ?”. Mungkin berapa orang tua akan menjawab demikian.
Hal ini bukan berarti jawaban orang tua tersebut salah ya Moms, namun ada hal yang harus orang tua ketahui dan sadari bahwa ada perkembangan yang sangat penting yang sedang dilalui si anak saat itu, yakni dia sedang mempelajari sebuah konsep tentang pola.
Nah, pembelajaran konsep pola ini merupakan salah satu hal mendasar yang harus dikuasai anak karena akan memudahkannya dalam memahami ilmu matematika kedepannya.
Konsep Pola Bagian Dari Ilmu Matematika
Ilmu matematika bukan hanya belajar tentang angka, namun juga mengembangkan logika berpikir anak. Jadi sebaiknya anak-anak usia balita ini tidak kemudian langsung diajarkan menghitung angka.
Sebelum sampai tahap menghitung angka, penjumlahan, pengurangan dan lainnya, ada beberapa tahapan yang harus dilalui anak untuk mengerti angka dan memahami konsepnya.
Anak-anak usia dini ini sebaiknya sejak awal diberikan pengalaman pengenalan dengan konsep dasar matematika terlebih dahulu sebagai fondasinya.
Metode pengenalannya melalui ‘active learning’ yaitu ‘hands on’ dan ‘mind on’.
‘Hands on’ artinya anak secara aktif bersinggungan langsung dengan benda yang konkret dan aktivitas si anak tersebut melibatkan tindakan yang nyata, sedangkan ‘mind on’ artinya aktivitas tersebut membuat anak menjadi aktif berpikir.
Pengalaman langsung aktivitas-aktivitas dasar matematika ini bisa di berikan ke anak mulai usia 1,5 tahun sampai dengan 5 tahun, salah satunya adalah pengenalan konsep pola.
Untuk mengenalkan konsep pola sendiri bisa dimulai dari usia 3 tahun.
Mengenal dan menyelesaikan pola adalah bagian yang mendasar dari belajar keterampilan matematika.
Belajar pola yang lebih tren dikenal dengan istilah ‘pattern’ ini menjadi salah satu keterampilan dasar yang penting, tapi mudah dan menyenangkan untuk diajarkan.
Dari pola, anak-anak membuat hubungan, membuat prediksi, dan menetapkan fondasi yang mereka perlukan di masa depan untuk memahami pola yang ditemukan dalam angka dan persamaan.
Seperti keterampilan lainnya, ini akan membutuhkan waktu dan latihan untuk dikuasai.
Cara Mengajarkan Pola ke Anak
Bagaimana cara mengajarkan pola ke anak ? Kita dapat memperhatikan mereka, mendengarnya, dan secara fisik membuatnya agar dalam menerangkan konsep ini menjadi konsep yang nyata (real) bukan abstrak.
Banyak cara untuk mengenalkan aktivitas ini karena mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari pola yang sederhana terlebih dahulu kemudian ke pola yang rumit
Berikut ini adalah contoh pola yang sederhana dan mudah untuk diajarkan ke anak prasekolah :
- ABAB ( merah, biru, merah, biru)
- ABC ( mobil, motor, pesawat, mobil, motor, pesawat)
- AABB ( krayon, krayon, pensil, pensil, krayon, krayon, pensil, pensil, krayon, krayon, pensil, pensil)
- AAB (apel, apel, pir, apel, apel, pir, apel, apel, pir)
- ABB (batu, ranting, ranting, batu, ranting, ranting, batu, ranting,ranting)
- ABCD (merah, kuning, hijau, biru, merah, kuning, hijau, biru)
Setelah pola diatas Moms bisa membuat variasi sendiri bersama si kecil nantinya, untuk membuat pola-pola yang lebih advanced.
Contoh Aktivitas Mengajarkan Pola Ke Anak
Seperti yang kita ketahui bahwa anak usia dini lebih mudah dan cepat menyerap serta cepat menangkap suatu konsep apabila diberikan kesempatan memanipulasi objek dengan kelima inderanya.
Berikut adalah contoh aktivitas yang mudah diaplikasikan untuk mengajarkan pola ke anak prasekolah :
1. Coba Moms perhatikan pola pada pakaian yang sedang dipakai anak. Apakah terdapat garis di pakaian yang dia kenakan.
Contoh : ” Nak, lihat Hari ini kamu memakai baju bergaris, merah, biru, merah, biru.” (ABAB)
2. Membuat pola dengan mainan.
Contoh : duplo, mobil-mobilan, pom-pom.
3. Ketika Moms sedang di dapur, Moms bisa mengajak anak membuat pola dari buah dan sayuran atau bisa juga menggunakan bumbu dapur.
Contoh :
Wortel, tomat, tomat, wortel, tomat, tomat, wortel, tomat, tomat. (ABB)
Bawang merah, bawang merah, bawang putih, bawang merah, bawang merah, bawang putih, bawang merah, bawang merah, bawang putih. (AAB)
4. Jangan khawatir Moms, jika Moms sedang sibuk dan tidak sempat menyiapkan bahan untuk belajar pola ini, Moms bisa membuat pola bersama anak cukup dengan gerakan (sambil bermain pola, sambil melatih motorik kasar).
Contoh :
“Yuk, kita membuat pola dengan gerakan, lompat, jongkok, lompat, jongkok.”
Berdiri, duduk, berdiri, duduk.
4. Membuat pola dari suara sampai keluar irama.
Contoh :
- tepukan tangan dan ketukan.
Tepuk, tepuk, ketuk, ketuk, tepuk, tepuk, ketuk, ketuk. (AABB)
5. Ajak anak aware dan mengenal konsep pola yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh :
“Bangun tidur, jangan lupa berdoa ya kak, lalu harus segera mandi, habis mandi kita rapikan kamar, kemudian sarapan, kebiasaan ini harus dilakukan setiap hari ya !”
“Setelah belajar, minum susu, terus bobok siang ya !”
7. Membuat pola dengan sticker.
8. Membuat pola dari objek yang kita temukan di alam.
Contoh :
- Daun, ranting, bunga, daun, ranting, bunga, daun, ranting, bunga. (ABC)
- Batu, kerang, batu, kerang. (ABAB)
9. Membuat pola dari benda yang mempunyai ukuran sama tapi warna berbeda, seperti : kancing, pom-pom, ikat rambut.
10. Moms dapat membuat pola dengan alat-alat tulis.
Contoh :
- Pensil, pena, pensil, pena.
- Buku besar, buku kecil, buku besar, buku kecil.
11. Ajak anak bermain pola ketika sedang membantu Moms menyiapkan peralatan makan.
Contoh :
- Sendok, piring, garpu, sendok, piring, garpu.
- Piring, gelas, piring, gelas.
12. Sambil bermain stempel ajak anak membuat pola dari stempel yang dia buat sendiri.
Contoh :
- Stempel jempol, stempel dari buah/sayur.
13. Mengajak anak membuat pola sederhana Menggunakan krayon.
14. Mengajak anak membuat pola dengan playdough dan tusuk sate.
15. Menggunakan koin untuk membuat pola.
16. Dengan memperhatikan pola yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari di sekeliling kita.
Contoh :
- Minta anak menemukan pola pada ubin di lantai atau dinding di sekitar rumah.
- Minta anak mengamati halaman belakang rumah atau taman di rumah, dan minta untuk menemukan adanya pola disana.
- Minta anak untuk mengamati bingkai foto yang ada di dinding dan minta anak menunjukkan ada atau tidak pola disana.
17. Salah satu cara belajar pola yang paling disukai anak-anak adalah menggunakan makanan ringan kesukaan mereka.
Contoh :
- Coklat, biskuit, wafer, coklat, biskuit, wafer.
- Permen lollipop, marshmallow, permen lollipop, marshmallow.
- Biskuit kotak, biskuit bulat, biskuit kotak, biskuit bulat.
Agar lebih menyenangkan ketika bermain pola dengan benda, ajak anak mengeksplorasinya dengan cara menyusun benda tersebut secara horisontal kemudian bergantian menyusun secara vertikal setelahnya.