Cara Menjadi Ibu yang Bahagia

Updated,

Cara Menjadi Ibu yang Bahagia

Sangat penting ya Moms untuk menjadi manusia yang bahagia.

Kebahagiaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Ketika manusia bahagia, mereka akan merasa lebih optimis, lebih tenang menjalani perjalanan kehidupan yang naik dan turunnya terkadang tidak bisa diprediksi, lebih mudah beradaptasi dengan perubahan, dan juga lebih mudah mengatasi stress serta segala bentuk tantangan hidup.

Manusia yang bahagia tentunya juga lebih sehat secara fisik dan mental. Studi menunjukkan bahwa orang yang bahagia cenderung memiliki kadar stress yang lebih rendah, tidur lebih baik, dan lebih mampu mengatasi penyakit fisik.

Secara mental, orang yang bahagia cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih besar, lebih kreatif dan lebih mudah berhubungan dengan orang lain.

Kebahagiaan yang dimiliki seseorang juga dapat berdampak positif pada hubungan sosialnya, karena ketika orang itu bahagia, dia akan cenderung untuk menunjukkan empati dan kebaikan terhadap orang lain. Hal inilah yang dapat memperkuat hubungan sosialnya dan membuat dirinya merasa lebih terhubung dengan orang lain.

Selain itu, kebahagiaan juga dapat membantu seseorang mengatasi konflik dan meningkatkan resolusi konflik yang lebih baik dalam hubungan sosial. Dia akan cenderung menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih positif dan konstruktif ketika dia merasa bahagia dan optimis.

Dengan demikian, ternyata menjadi manusia yang bahagia sangat penting untuk kebahagiaan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Hal ini juga memungkinkan kita untuk bisa lebih menikmati hidup dan mampu mengejar tujuan hidup yang lebih besar dengan lebih mudah dan kreatif.

Manfaat Menjadi Ibu yang Bahagia

Ibu bahagia keluarga sejahtera, saya setuju dengan kalimat tersebut, karena seorang ibu yang bahagia dapat menciptakan lingkungan yang positif dan stabil di rumah.

Seorang ibu yang bahagia dan seimbang, cenderung akan lebih mudah mengatasi stress dan tekanan yang muncul dari tugas-tugasnya, baik sebagai ibu maupun istri, hal ini mampu meminimalkan konflik dan ketegangan dalam keluarga, sehingga keharmonisan selalu terjaga.

Ibu yang bahagia akan menjadi ibu yang pandai mengelola emosinya sehingga dapat membersamai tumbuh kembang anak-anaknya dengan optimal. Energi-energi positifnya akan tersalurkan ke seluruh anggota keluarganya, baik ke anak-anaknya maupun suaminya.

Tentu saja ibu yang bahagia akan melahirkan generasi-generasi yang tangguh, kokoh, dan bahagia pula, karena anak akan melihat serta meniru apa-apa saja yang telah dicontohkan oleh orang tua dan lingkungan tempat dia tumbuh, kemudian akan mereka aplikasikan ke dalam perilaku mereka.

Apabila ada seorang ibu yang dapat mengelola emosinya dengan baik, hampir dipastikan nantinya anaknya pun akan tumbuh menjadi manusia yang cerdas dalam mengatur emosi dan perilakunya, karena anak yang dari kecil tumbuh dengan bahagia memiliki peluang besar untuk menjadi individu yang memiliki emosi yang positif.

Selain itu, ibu yang bahagia cenderung lebih terbuka terhadap kebutuhan anggota keluarga lainnya sehingga dapat memotivasi mereka untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kebahagiaan ibu dapat memberikan dampak positif pada kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.

Bagaimana Cara Menciptakan Kebahagiaan dan Kesejahteraan secara Seimbang dan Berkelanjutan?

Namun, tentu perlu diingat bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga tidak hanya bergantung pada satu individu saja, melainkan merupakan tanggung jawab bersama dari semua anggota keluarga.

Setiap anggota keluarga harus saling mendukung dan berkontribusi untuk menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Tapi jangan berkecil hati ya Moms, jika saat ini Moms merasa di dalam keluarga Moms belum ada kesadaran dan kontribusi dari pasangan atau anggota keluarga lain untuk bersama-sama menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera, maka mulailah dari diri Anda !

Sebagai ibu, tugas untuk menciptakan keluarga bahagia sejahtera memang menjadi tanggung jawab utama. Namun, tidak ada salahnya membuat diri sendiri bahagia dulu sebelum membahagiakan orang lain.

Bahkan bisa dikatakan dengan memprioritaskan kebahagiaan diri sendiri dapat membantu menciptakan keluarga yang lebih bahagia dan sehat secara keseluruhan.

Mengapa demikian?

Kebahagiaan adalah sesuatu yang sulit dipaksakan, ketika seseorang merasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan pribadinya, mereka akan menjadi lebih mudah memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh keluarga.

Selain itu, ketika seseorang merasa bahagia, ia akan lebih mampu mengatasi masalah dan menyelesaikan konflik dalam keluarga dengan lebih baik.

Yang perlu diingat adalah bahwa menciptakan kebahagiaan pribadi juga harus dilakukan dengan cara-cara yang sehat dan tidak merugikan anggota keluarga yang lainnya.

Jangan sampai dalam proses mencari kebahagiaan pribadi justru merugikan kepentingan keluarga secara keseluruhan.

Sebagai contoh, jangan mengabaikan tanggung jawab sebagai ibu, mengabaikan kebutuhan keluarga hanya untuk memenuhi keinginan pribadi.

Jadi, sebagai ibu, sebaiknya mencari keseimbangan antara memenuhi kebutuhan pribadi dan tanggung jawab sebagai anggota keluarga.

Dengan cara ini Moms dapat menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan di dalam keluarga secara seimbang dan berkelanjutan.

Bahagia Itu Ada di Dalam Diri Bukan di Luar Diri

Kebahagiaan adalah suatu kondisi emosional yang timbul dari dalam diri kita sendiri. Ini berasal dari kehidupan, pengalaman, dan lingkungan di sekitar kita.

Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang diberikan oleh faktor eksternal seperti uang, status sosial, atau keberhasilan dalam karir. Meskipun faktor-faktor tersebut dapat memberikan kesenangan sesaat, mereka tidak dapat memberikan kebahagiaan yang tahan lama.

Sebaliknya, kebahagiaan berasal dari keadaan mental dan emosional yang positif, seperti rasa syukur, optimisme, dan kasih sayang.

Ketika kita merasa bahagia dari dalam, kita akan lebih mampu mengatasi rintangan dan kesulitan yang mungkin kita hadapi.

Dalam mengembangkan kebahagiaan, penting untuk merawat diri sendiri dengan cara yang sehat, seperti berolahraga secara teratur, memelihara hubungan yang positif dengan orang lain, dan rajin mempraktikkan teknik-teknik meditasi dan relaksasi.

Hal-hal ini dapat membantu kita mengembangkan keadaan mental dan emosional yang positif yang membawa kebahagiaan dari dalam diri kita sendiri.

Beberapa Cara Agar Ibu Mendapatkan Kebahagiaan yang Hakiki dari Dalam Dirinya

Meskipun banyak orang mencari kebahagiaan melalui pencapaian, pengakuan dan kekayaan material, kebahagiaan yang hakiki itu justru berasal dari dalam diri.

Mendapatkan kebahagiaan yang hakiki dari dalam diri bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan mengikuti beberapa langkah sederhana ini, semoga kita dapat memulai perjalanan kita menuju kebahagiaan yang sejati dan memenuhi kehidupan kita dengan kebahagiaan dan makna ya Moms.

Berikut adalah beberapa cara agar ibu mendapatkan kebahagiaan yang hakiki dari dalam dirinya :

Penting bagi kita para ibu untuk mengenali nilai-nilai dan tujuan hidup.

Mengetahui apa yang penting bagi kita dan apa yang ingin kita capai dapat membantu kita menciptakan makna dalam hidup sehingga dalam menjalani hari-hari, kita akan merasa puas, tenang dan bahagia.

Ketika kita memiliki nilai-nilai yang jelas dan tujuan hidup yang dapat diwujudkan, kita pasti akan merasa lebih terarah dan bermakna.

Selalu mempraktikkan rasa syukur dan bersyukurlah.

Rasa syukur adalah kunci untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, fokuslah pada apa yang kita miliki saat ini dan bersyukur atas hal-hal kecil yang sering diabaikan.

Karena pada hakikatnya segala peristiwa, mau itu suka maupun duka adalah mata pelajaran yang wajib kita beri ucapan terima kasih.

Terlibat dalam kegiatan positif yang kita sukai.

Melakukan aktivitas yang bisa kita nikmati dan merasa terlibat di dalamnya, hal ini sangat penting untuk kembali menyegarkan kembali pikiran kita sekaligus dapat memberikan kepuasan terhadap diri.

Bisa dengan olahraga, melukis, bermain musik, menulis, membaca, memasak, bergabung dalam pekerjaan sukarela atau apapun itu yang sekiranya dapat membantu kita mencapai kebahagiaan yang hakiki.

Peliharalah hubungan sosial yang sehat dan positif dengan orang lain, serta jauhi lingkungan yang toxic.

Ketika seorang ibu terus menerus hidup dalam lingkungan yang toxic, dikhawatirkan akan mengalami stress kronis, kecemasan, depresi, dan bahkan kelelahan emosional yang dapat mempengaruhi kemampuannya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari.

Sebaliknya, lingkungan yang sehat, positif, dan mendukung dapat membantu seorang ibu untuk merasa lebih tenang, bahagia, dan termotivasi dalam menjalani aktivitas sehari-harinya.

Namun, menjauhi lingkungan yang toxic juga dapat menjadi tantangan tersendiri, terutama jika itu melibatkan hubungan atau lingkungan sosial yang penting dalam hidup kita. Oleh karena itu, penting bagi seorang ibu untuk mencari dukungan dan sumber daya yang tepat untuk membantunya melepaskan diri dari lingkungan yang toxic dan membangun lingkungan yang positif serta sehat.

Melatih diri untuk mengelola stress dan kecemasan dengan cara yang sehat.

Stress dan kecemasan jelas dapat menghalangi kebahagiaan dan kesejahteraan kita, maka dari itu hindarilah pikiran-pikiran yang negatif dan tidak berpikir berlebihan pada sesuatu yang diluar kendali kita.

Jangan mengandalkan kebahagiaan pada faktor eksternal.

Ingatlah selalu bahwa kebahagiaan sejati itu datang dari dalam diri bukan dari luar diri kita, maka giatlah mencari kebahagiaan sejati.

Menjaga pola hidup sehat.

Jika ibu sehat tentunya seorang ibu akan lebih optimal menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari, sebaliknya jika ibu sakit tentunya ibu akan kesulitan dalam mengelola emosi karena semuanya tidak akan berjalan dengan lancar akibat tubuh yang tidak dapat dioptimalkan.

Oleh sebab itu, jaga pola makan sehat, istirahat dengan baik dan cukup, olahraga yang teratur.

Rajinlah meditasi.

Meditasi adalah teknik untuk mengendalikan pikiran dan mengarahkan ke arah yang lebih positif dan tenang.

Dalam meditasi seorang ibu dapat mengambil waktu untuk memusatkan pikirannya dan merenungkan perasaannya.

Ibu yang rajin meditasi biasanya akan memiliki kemampuan untuk mengelola emosinya, selalu terlihat tenang, dan memiliki koneksi emosional yang kuat terhadap anak-anaknya.

Selalu tersenyum.

Saya ingat bagaimana dulu saya dilatih untuk selalu tersenyum oleh suami dan anak-anak, mereka diam-diam mencetak foto saya yang sedang tersenyum, lalu menempelkannya di benda-benda atau ruangan tempat saya bekerja, seperti di depan kulkas, depan mesin cuci, dinding bagian depan tempat saya biasa mencuci piring, dapur, pintu kamar, bahkan pintu kamar mandi. Kata mereka kalau saya tersenyum rumah berasa sejuk dan damai..hehe

Senyum dapat memanipulasi otak karena senyum bisa mengirimkan sinyal ke otak kalau kita sedang bahagia.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyum dapat meningkatkan kadar endorfin, serotonin, dan dopamin dalam otak, yaitu zat-zat yang dapat meningkatkan perasaan bahagia dan mengurangi stress.

Menerima diri sendiri

Kebahagiaan yang hakiki datang dari menerima diri kita sendiri apa adanya. Ketika kita menerima diri kita sendiri, kita akan merasa lebih percaya diri dan tidak lagi perlu membandingkan diri kita dengan orang lain.

Membantu orang lain dan membuat perbedaan dalam hidup mereka

Membantu orang lain dan membuat perbedaan dalam hidup mereka dapat membantu kita merasa lebih bahagia dan bermakna. Ketika kita membantu orang lain, kita akan lebih merasa terhubung dengan mereka dan merasa bahwa kita memiliki tujuan yang lebih besar.

Banyak belajar, banyak membaca, banyak refleksi, banyak praktik, dan selalu berpikir kritis.

Kata Socrates: “orang yang tidak mau belajar, tidak mau menambah wawasan biasanya akan sulit bahagia karena dia tidak akan sampai pada wisdom atau kebijaksanaan. Sehingga dalam memutuskan sesuatu, akan banyak yang tidak sesuai karena pengetahuannya kurang. Kalau keputusannya meleset pasti perbuatannya juga tidak sesuai, kondisi jiwanya tidak optimal, makanya dia tidak bahagia.”

Saya setuju dengan pandangan tersebut, bahwa kebahagiaan sejati juga bisa kita dapatkan dari pemahaman dan pengalaman yang lebih dalam tentang kehidupan. Dalam konteks ini, kebijaksanaan atau wisdom menjadi faktor penting dalam mencapai kebahagiaan sejati.

Kebijaksanaan memungkinkan seseorang untuk memahami diri sendiri dan dunia di sekitarnya dengan lebih baik, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam kehidupan, baik itu urusan pribadi maupun profesional.

Orang yang tidak mau belajar atau menambah wawasan akan cenderung memiliki pandangan yang sempit dan mungkin kurang memahami berbagai perspektif yang berbeda. Akibatnya, mereka mungkin akan membuat keputusan yang kurang tepat atau bahkan merugikan diri sendiri atau orang lain.

Pada umumnya, orang yang terbuka untuk belajar dan meningkatkan pengetahuannya cenderung lebih fleksibel dalam berpikir dan bertindak. Mereka mungkin akan lebih mudah menemukan solusi untuk masalah yang sulit dan mengambil langkah-langkah yang lebih lebih bijaksana untuk mencapai tujuan hidup mereka.

Namun, setiap orang memiliki faktor-faktor yang berbeda dalam menciptakan kebahagiaan, dan jika hal-hal tersebut diatas juga dapat membantu Moms menemukan kebahagiaan dari dalam diri Moms, maka itu akan menjadi sesuatu yang positif.

Namun, penting juga untuk diingat bahwa keseimbangan adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan jangka panjang ya Moms.

Pentingnya Membahagiakan Diri Sendiri Dulu Sebelum Membahagiakan Orang lain

Bagi seorang ibu seperti saya menjadi ibu itu adalah sebuah tanggung jawab yang sangat besar yang membutuhkan banyak waktu, energi, dan dedikasi.

Meskipun demikian, menurut saya penting juga bagi seorang ibu untuk mengurus kebahagiaannya sendiri, sebab jika seseorang itu merasa bahagia dan puas dengan kehidupannya, dia pasti akan lebih mudah juga membagikan kebahagiaannya kepada orang lain, termasuk keluarga dan anak-anaknya.

Logikanya begini, orang tidak akan bisa mencintai yang diluar dirinya jika dengan dirinya saja dia tidak mencintai.

Kalau direnungkan, apa iya kita bisa membahagiakan orang lain jika kita dengan diri sendiri saja masih sumpek?

Bisa tidak ya kira-kira, seorang ibu membuat bahagia suami dan anak-anaknya dirumah kalau dia masih suka uring-uringan dengan dirinya sendiri?

Sepertinya orang tidak akan bisa mencintai yang diluar dirinya jika dengan dirinya sendiri saja dia tidak mencintai.

Bagaimana Jika Ibu Tidak Bahagia?

Jika seorang ibu merasa tidak bahagia atau kehilangan makna hidupnya, bisa jadi dia akan mengalami stress dan depresi, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisiknya, serta hubungan dengan orang-orang di sekitarnya.

Jika ibu tidak bahagia, dia akan cenderung tertarik dengan urusan orang lain, ketidakpuasan ibu terhadap diri sendiri akan berubah menjadi amarah yang ditujukan kepada orang lain dan dunia, khususnya orang-orang terdekatnya, dalam hal ini bisa kepada anak-anaknya atau suaminya, bahkan bisa juga terhadap keduanya, sehingga bisa mengganggu kebahagiaan keluarga secara keseluruhan.

Mencintai Diri Sendiri Bukan Berarti Menjadi Egois

Namun, ini juga bukan berarti bahwa seorang ibu harus selalu memprioritaskan kebahagiaannya sendiri di atas kebutuhan anak-anaknya. Menjadi ibu juga berarti mengorbankan waktu dan usaha untuk memastikan kesejahteraan anak-anaknya.

Oleh karena itu, penting ya Moms untuk menemukan keseimbangan antara kebutuhan diri sendiri dan kebutuhan anak-anak, sehingga ibu dapat menjalankan tugasnya dengan bahagia dan penuh cinta.

Saya mengutip apa yang sudah disampaikan bapak Erich Fromm, beliau adalah seorang filsuf, psikoanalis, dan penulis terkenal asal Jerman yang dikenal karena pemikirannya tentang cinta.

Dalam bukunya “The Art Of Loving” beliau menyampaikan bahwa mencintai diri sendiri itu bukan berarti narsis, individualistis, egosentris, dan mementingkan diri sendiri.

Justru seseorang yang mementingkan dirinya sendiri artinya dia tidak mencintai dirinya, karena kalau dia mencintai dirinya dia pasti paham akan hakikat eksistensialnya yang butuh orang lain.

Bapak Erich Fromm berpendapat bahwa mencintai diri sendiri adalah bagian penting dari kehidupan yang sehat.

Namun, pandangan pak Fromm tentang cinta pada diri sendiri berbeda dari pandangan umum yang seringkali diartikan sebagai keegoisan dan kenarsisan.

Cinta pada diri sendiri menurut beliau haruslah diimbangi dengan rasa kasih sayang dan penghargaan pada orang lain.

Bapak Fromm juga menjelaskan dalam bukunya bahwa cinta pada diri sendiri adalah fondasi bagi kemampuan seseorang untuk mencintai orang lain, seseorang yang tidak mampu mencintai dirinya sendiri dengan benar cenderung tidak mampu mencintai orang lain dengan tulus dan tidak mampu menerima cinta orang lain.

Namun, beliau juga mengingatkan bahwa cinta pada diri sendiri yang sehat bukanlah tentang memuaskan keinginan atau keegoisan, melainkan tentang mengembangkan kemampuan seseorang untuk mencintai dan merawat diri sendiri secara bertanggung jawab.

Orang yang mencintai diri sendiri secara sehat memiliki rasa hormat dan kasih sayang pada dirinya sendiri, mampu menerima kekurangan dan kesalahan diri dengan sabar dan memperbaiki diri terus menerus.

Dalam pandangan bapak Fromm tersebut, seni mencintai diri sendiri melibatkan kemampuan untuk mengembangkan diri secara kreatif dan memiliki hubungan yang saling mendukung dengan orang lain, sehingga mampu mencapai keseimbangan dan bahagia dalam hidup.

Oke Moms, cintai dirimu, fisikmu, batinmu. Cintai sesuai dengan porsi dan proporsinya. Karena ibu yang bahagia akan menghasilkan generasi yang berharga.