Belajar Mengenal Hewan Untuk Anak

Updated,

belajar mengenal binatang

Mengamati periode sensitif adik (3 tahun), yang saat ini sedang suka sekali bermain dan belajar menggunakan koleksi model hewan. Hal ini menjadi kesempatan bagi saya untuk mengenalkan berbagai macam hewan secara konkret, tentunya yang pertama kali dilakukan adalah dengan mengenalkan hewan aslinya terlebih dahulu ya. 

Misalnya dengan mengajak anak pergi ke kebun binatang, dan mengamati hewan-hewan yang ada disana, untuk anak yang sudah bisa membaca dan menulis ajak anak mencatat apa yang telah mereka temukan disana.

Selama berada di kebun binatang jangan lupa mengambil foto atau merekam ya untuk membuat portofolio kegiatan.

Di waktu yang sama, kakaknya (6 tahun), juga sedang banyak bertanya mengenai habitat dari koleksi model hewan miliknya, jika dia merasa kurang puas dengan jawaban orang disekelilingnya, dia mencoba mencari lagi jawaban atas pertanyaannya di dalam buku-buku miliknya.

Untuk menyalurkan minat keduanya, kami membuat serangkaian kegiatan seru, selama berhari-hari materi belajar kami membahas tentang hewan dan kehidupannya.

Belajar Mengenal Hewan Menggunakan Koleksi Model Hewan

mengenal hewan

Dengan mengadaptasi metode montessori, saya memfasilitasi periode sensitif adik (3 tahun) untuk mengenalkan berbagai jenis hewan menggunakan model hewan / animal figurines.

Alat yang harus dipersiapkan antara lain :

  • Kumpulan model hewan

Pilih model hewan dengan kualitas yang baik, yang bentuk dan warnanya mirip dengan hewan aslinya.

  • Alas kerja polos tanpa motif
  • Kartu bertuliskan nama hewan

Cara mengajarkannya melalui presentasi.

Cara presentasinya, sebagai berikut :

Presentasi 1 (presentasi kelompok) :

  • Jika presentasinya kelompok (lebih dari 1 orang), posisinya berhadapan.
  • Ajak anak-anak untuk bekerja dengan menggunakan model hewan.

contoh :

Anak-anak, hari ini kita akan bekerja menggunakan model hewan, perhatikan ya !

  • Kemudian ambil salah satu hewan dan letakkan di alas kerja depan anak-anak
  • Minta anak untuk mengidentifikasi hewan tersebut.

Contoh :

Ada yang tahu hewan apakah ini ?

dll

  • Kemudian directress menjelaskan karakteristik dari hewan tersebut, seperti : warna, jumlah kaki, makanannya, tempat tinggalnya, dll.
  • Ulangi langkah ini untuk hewan lainnya
  • Directress mengajak anak-anak menggunakan material ini di lain waktu.

Contoh :

Nah, tadi kita sudah bekerja menggunakan model hewan, nanti kalau kalian mau pakai, tempatnya ada di rak sebelah sini ya.

Presentasi 2 (presentasi individu) :

  • Directress mengambil tiga hewan dan mengenalkan / mengajarkan namanya melalui pelajaran tiga periode (three period lesson)

Contoh :

“Ini singa.”

“Ini zebra.”

“Ini buaya.”

“Yang mana buaya ?”

“Yang mana zebra ?”

“Yang Mana singa ?”

“Ini apa ?”

dst.

Jika pelajaran tiga periode ini anak belum bisa memahami dengan baik, presentasi untuk model hewan yang sama di hari itu, bisa dilanjutkan di hari lain ya moms.

Jadi dalam mengajarkan sesuatu ke anak sebaiknya jangan terburu-buru, biarkan anak memahaminya secara alami, menggegasnya untuk segera bisa hanya akan menghambat minat belajarnya.

Nah, jika anak sudah lancar dengan pelajaran tiga periode tadi, bisa dilanjutkan dengan mengenalkan hewan yang lain, mengenalkannya maksimal tiga hewan dulu ya.

Setelah anak menguasai tahap ini, tahap selanjutnya adalah presentasi 3 (presentasi individu).

Presentasi 3 (presentasi individu) :

  • Jika presentasinya individu, posisi duduk directress disebelah tangan dominan anak.
  • Ajak anak untuk bekerja dengan model hewan.

Contoh : Adik, hari ini kita akan bekerja menggunakan model hewan, adik perhatikan ya, umma dulu baru adik.”

  • Letakkan salah satu dari hewan tersebut dan minta anak untuk mengidentifikasi hewan tersebut.
  • Directress menjelaskan karakteristik hewan tersebut dan meminta anak untuk meletakkan hewan tersebut dibagian atas alas kerja
  • Directress mengulangi langkah ini untuk hewan lainnya.
  • Directress meletakkan kartu berisi nama hewan di depan anak dan meminta anak untuk membaca dan mencocokkan dengan model hewan lainnya (untuk anak yang sudah bisa membaca)
  • Directrees mengajak anak menggunakan material ini di lain waktu.

Contoh : Nah, hari ini kita sudah bekerja menggunakan model hewan, nanti kalau adik mau pakai lagi tempatnya ada di rak sebelah sini ya.”

Catatan :

Directress adalah sebutan untuk guru yang mengajar / membimbing di lingkungan yang menggunakan metode montessori.

Aktivitas ini bisa mulai dikenalkan mulai dari usia 2,5 tahun keatas.

Lebih baik jika aktivitas ini juga disertai dengan menanamkan pondasi keimanan kepada anak, dengan menjelaskan bahwa hewan-hewan ini diciptakan oleh Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta.

Tujuan dari aktivitas ini adalah :

  • Mengenalkan nama berbagai jenis hewan
  • Menjelaskan tentang karakteristik berbagai hewan kepada anak
  • Meningkatkan daya tarik anak terhadap dunia satwa
  • Mengajak anak untuk mencintai dan menjaga ciptaanNya.

Nah, demikian cara saya mengenalkan berbagai jenis hewan menggunakan model hewan ke adik yang usianya tiga tahun.

Belajar Mengenal Hewan & Habitatnya Menggunakan Diorama

Mengobservasi ketertarikan kakak terhadap habitat berbagai macam hewan, saya berusaha memfasilitasinya dengan mengajaknya untuk bersama-sama membuat diorama bertema “hewan dan habitatnya”.

Diorama ini sekaligus menjadi permainan sensory bin untuk adik. Sensory bin merupakan daerah dengan objek yang berbeda tekstur, ukuran, bau, dan rasa, yang berfungsi untuk mendorong anak untuk mengaktifkan semua panca indera mereka, biasanya menggunakan wadah tertentu kemudian diisi berbagai macam benda yang mewakili tekstur, ukuran, bau atau rasa tertentu.

Diorama ini dibuat dan disiapkan oleh kakak dan adik, disini mereka berdua menuangkan apa yang ada di dalam imajinasi mereka tentang hewan dan tempat tinggalnya berdasarkan pengalaman konkret yang telah mereka lihat, kemudian mereka mengelompokkan hewan-hewan tersebut sesuai dengan habitatnya.

Saya sebagai directress dan fasilitator hanya mengamati mereka berkegiatan, mencatat hal-hal yang perlu dicatat, dan sesekali mengabadikan aktivitas seru mereka ini.

Seperti biasa kami memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar rumah untuk membuat diorama sederhana ini.

Meskipun sedehana, anak-anak terlihat senang dan puas melihat hasil karyanya sendiri.

Untuk padang rumputnya, kakak dan adik memanfaatkan sisa ampas kelapa yang telah diberi pewarna makanan berwarna hijau, kemudian mereka menjemurnya selama 2 hari hingga kering dan baunya hilang.

Untuk sungai, kakak dan adik memanfaatkan sisa kain flannel berwarna coklat, dan menata batu merah bata disekelilingnya sebagai pembatas antara sungai dengan padang pasir.

Untuk padang pasirnya diwakili oleh pasir pantai berwarna putih kecoklatan.

Batu pebles berwarna biru untuk laut, disekeliling laut tersebut mereka menata batu hitam sebagai pembatas antara habitat laut dan padang rumput, juga sebagai pembatas antara laut dan padang pasir. kakak menambahkan dua buah wood slice untuk mempercantik diorama.

Ada 12 model hewan yang akan kami amati dalam aktivitas ini, antara lain : gajah, singa, harimau, buaya, zebra, jerapah, badak, kuda nil, gorila, jaguar hitam, beruang, dan singa.

Belajar Mengenal Hewan Dengan Mencari Informasi Dari Gadget

belajar mengenal hewan

Kami bukan orang tua yang menerapkan aturan anti gadget untuk anak-anaknya, meskipun demikian sejak awal kami mempunyai regulasi yang harus dipatuhi oleh mereka. 

Ada hal-hal prinsip yang harus kami terapkan, tugas kami sebagai orang tua adalah memberi keteladanan untuk memahamkan anak melalui tindakan-tindakan nyata apa sesungguhnya fungsi dari gadget itu sendiri dan membatasi screen time dengan tegas.

Gadget berfungsi untuk mencari informasi, berkomunikasi, bekerja untuk menciptakan karya.

Jadi kalau mereka akan menggunakannya untuk ketiga alasan diatas, kapanpun mereka ingin menggunakan maka kami akan mempertimbangkannya, dengan syarat harus didampingi orang tua dan ada batasan waktunya.

Bagaimana jika hanya untuk mencari hiburan ? boleh tapi sesekali, hiburannya pun harus yang edukatif dengan memberlakukan persyaratan diatas.

Contoh : bermain game sederhana yang menstimulasi otaknya, menonton video pendek yang menambah pengetahuannya, menonton kajian anak untuk menambah wawasan agamanya, dll.

Selama melakukan pengawasan dan pendampingan kami pun akan membangun interaksi dan komunikasi dengan anak terkait dengan aplikasi yang sedang dimainkan atau video yang sedang mereka lihat.

Dengan menerapkan aturan seperti ini, kesadaran mereka jadi terbangun, dan terbiasa disiplin dalam bergadget, sehingga dari awal tidak ada tantrum hanya gara-gara dilarang menggunakan gadget.

Jika ditanya gadget untuk apa ? Mereka akan menjawab ya untuk belajar.

Saat ini bagi anak-anak alat ini adalah salah satu media untuk membantu mereka belajar dan menjadi pilihan terakhir untuk memudahkan mereka mencari informasi, jika dari sumber lain seperti buku, informasi tersebut tidak ditemukan, 

Gadget adalah sarana untuk berkomunikasi dan berkirim kabar dengan nenek, kakek, saudara dan teman.

Walaupun sejak bisa menulis dan membaca, kakak sudah saya ijinkan mengetik sendiri jika mau berkomunikasi dengan kakek dan neneknya, bukan berarti mereka bisa punya aktivitas mandiri dengan gadget atau bisa bebas mengakses gadget, apalagi memiliki gadget di usianya sekarang ini.

Pada akhirnya mereka mempunyai kesadaran memanfaatkan gadget untuk melakukan hal-hal yang positif, seperlunya dan menyadari berlama-lama dengan gadget itu tidak baik.

Kalau dari awal anak-anak sudah diberi pemahaman yang baik, regulasi yang tegas saya yakin tidak akan terjadi yang namanya anak terjangkit kecanduan gadget.

Nah, demikian juga dalam aktivitas ini, selain menggunakan model hewan, untuk merefresh kembali ingatan mereka tentang karakteristik hewan-hewan yang telah mereka jumpai, saya mengijinkan anak-anak mengakses gadget.

Karena keterbatasan informasi dari buku yang kami punya, akhirnya anak-anak meminta ijin untuk menggunakan gadget agar mereka mendapatkan lebih banyak informasi seputar apa yang sedang dipelajarinya.

Nah, seperti itulah cara kami mengenalkan fungsi gadget kepada anak.

Dan kegiatan ini sangat terbantu dengan adanya informasi yang kami peroleh dari gadget.

Belajar Mengenal Hewan Dan Habitatnya Dengan Membuat Tabel

belajar mengenal binatang

Setelah adik mengenal berbagai jenis hewan dengan berbagai karakteristiknya, kemudian mereka berhasil membuat diorama bertema hewan dan habitatnya, serta mendapatkan banyak informasi mengenai 12 hewan yang sedang mereka pelajari.

Selanjutnya saya mengajak kakak dan adik untuk membuat kesimpulan dari keseluruhan kegiatan mereka selama berapa hari ini dengan bantuan tabel kain yang menyerupai alas kerja.

Tabel tersebut terdiri dari tiga kolom, kolom pertama digunakan untuk model hewan, kolom kedua untuk nama hewan, kolom ketiga untuk menjelaskan habitat.

Cara kerjanya, ketika saya menyebut salah satu dari nama hewan tersebut, contoh : gajah, 

tugas adik meletakkan model gajah di kolom model hewan.

Tugas kakak menulis kata gajah di sebuah kertas, kemudian meletakkannya di kolom kedua (nama hewan), selanjutnya mereka akan berdiskusi “dimana ya habitat si gajah ini”, kemudian jawabannya kakak tulis di kertas dan diletakkan di kolom habitat.

Demikian seterusnya hingga ke 12 hewan berhasil mereka kerjakan.

Tujuan tidak langsung dari kegiatan ini adalah melatih anak-anak bekerja secara kelompok.

Belajar Mengenal Hewan Menggunakan Gambar Besar

mengenal hewan

Hari berikutnya kami membuat gambar besar hewan, gambar besar ini berjumlah 12, hewan-hewan yang ada di gambar besar ini adalah hewan-hewan yang telah mereka amati sebelumnya.

Kumpulan gambar besar hewan ini dicetak di kertas A4 berwarna putih, memiliki border berwarna putih sebesar 2 cm, gambar harus jelas, dan dikelilingi oleh outline berwarna hitam.

Gambar-gambar hewan tersebut harus gambar hewan aslinya, bukan kartun, dan gambar tersebut harus menunjukkan hewan yang sedang berada di habitat aslinya.

Dibagian belakang gambar, ada informasi singkat mengenai karakteristik hewan tersebut, baik ciri-ciri fisiknya, habitatnya, dari benua mana mereka berasal, makanannya, dan lain-lain.

Informasi singkat ini dapat membantu orang tua / guru ketika mempresentasikan gambar besar ini kepada anak, selain itu bermanfaat juga untuk anak yang sudah bisa membaca ketika dia ingin mengulangi materi ini lagi.

Selain gambar besar hewan, kami juga membuat kartu bertuliskan nama-nama hewan tersebut.

Aktivitas menggunakan gambar besar ini mengadaptasi dari metode montessori area Ilmu budaya tentang zoologi.

Cara mengenalkan gambar besar ini melalui presentasi.

Begini cara mempresentasikannya ke anak :

Presentasi 1 (presentasi kelompok) :

  • Ajak anak untuk bekerja dengan gambar besar hewan
  • Ambil salah satu gambar dan meletakkannya di alas kerja di depan anak-anak
  • Minta anak untuk mengidentifikasikan hewan tersebut
  • Jelaskan karakteristik dari hewan tersebut, seperti : warna, jumlah kaki, makanannya, dll
  • Ulangi langkah ini untuk hewan yang lainnya
  • Ajak anak-anak menggunakan material ini di lain waktu
  • Tunjukkan tempat penyimpanan material tersebut agar ketika anak-anak mau menggunakannya kembali dia bisa mengambilnya sendiri (tempat penyimpanan sebaiknya yang mudah dan aman dijangkau oleh anak-anak

Presentasi 2 (presentasi individu) :

  • Ambil tiga gambar besar hewan dan ajarkan nama hewan tersebut melalui pelajaran tiga periode

Presentasi 3 (presentasi individu) :

  • Ajak anak untuk bekerja dengan gambar besar hewan
  • Letakkan salah satu hewan tersebut dan minta anak untuk mengidentifikasi hewan tersebut.
  • Jelaskan karakteristik dari hewan tersebut dan minta anak meletakkan hewan tersebut diatas alas kerja
  • Ulangi langkah ini untuk gambar besar hewan yang lainnya
  • Letakkan kartu nama hewan di depan anak tersebut dan minta anak untuk membaca dan mencocokkan dengan gambarnya

Selanjutnya kami membuat variasi pembelajaran menggunakan gambar besar hewan ini, contoh : mencocokkannya dengan model hewan, membuat worksheet, menggambar atau mewarnai bertema hewan-hewan diatas, dll

Nah, demikian cara kami menggunakan gambar besar hewan ini. 

Catatan untuk orang tua : dalam mengenalkan Ilmu pengetahuan kepada anak jangan menggegas anak untuk cepat bisa, cepat mengerti, dan cepat paham ya moms. 

Singkirkan ambisi agar anak segera cepat bisa, biarkan mereka menikmati proses belajarnya ini dengan gembira, supaya kecintaan terhadap Ilmu pengetahuan tumbuh dari dalam dirinya.

Menggegasnya hanya akan membuat anak  menjadi trauma belajar, karena prosesnya tidak menyenangkan sehingga mereka akan merasa tertekan yang berujung frustasi.

Belajar Mengenal Hewan Dengan Membuat Buku Sendiri

Sebagai variasi pembelajaran sekaligus untuk merangkum keseluruhan kegiatan kami selama berhari-hari, kami membuat buku hewan dan habitatnya.

Kami hobi merangkum kegiatan kami dalam bentuk buku, selain supaya lebih rapi, hal ini juga memudahkan anak-anak jika ingin membaca dan mengulangi lagi materi tersebut, mengingat kecenderungan anak-anak yang suka mengulang-ulang kegiatan yang disukainya (repetition).

Menurut saya membuat sendiri material belajar untuk anak-anak di rumah itu lebih memuaskan dan lebih sreg di hati karena bisa menyesuaikan kebutuhan belajar mereka.

Belajar Mengenal Hewan Dengan Membuat prakarya

mengenal hewan

Nah, setelah mereka mampu mengidentifikasi hewan-hewan tersebut dengan baik, biasanya kami akan mengajak anak-anak membuat pra karya / craft bertema hewan yang sudah dipelajari tadi untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya.

Ada 2 pilihan :

  1. Membuat karya dengan ide sendiri
  2. Membuat karya dengan mengikuti ide yang sudah ada (ide orang lain), tetapi dengan syarat tidak boleh menirunya secara keseluruhan, anak diharapkan mampu menemukan sesuatu yang berbeda dari karya tersebut yang berasal dari idenya (boleh dengan mengganti bahan atau yang lain). Hal ini bertujuan untuk mengasah kreativitas mereka.

Ini yang kami sebut konkret ke abstrak, jadi mengenalkan sesuatu ke anak haruslah konkretnya dulu baru abstrak.

Belajar Mengenal Hewan Menggunakan Al-Quran

Salah satu ikhtiar yang kami tempuh untuk menumbuhkan Iman dan cinta anak kepada kitab suci kami, Al-Quran, yaitu dengan menjadikan Al-Quran sebagai ensiklopedia pertamanya.

Sebagai keluarga muslim kami menjadikan Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman pembelajaran, karena kami meyakini keduanya merupakan dasar dari berbagai Ilmu pengetahuan.

Contoh :

mencari ayat-ayat yang berkaitan dengan yang sedang dipelajari anak-anak, kemudian membaca arti dan tafsirnya, asbabun nuzulnya, kemudian menghafalkan nama suratnya, surat keberapa, turun dimana, menghafalkan ayat-ayatnya beserta artinya, bersama-sama mengamalkan pesannya.

Alhamdulillah moms, demikian sedikit sharing mengenai kegiatan kami, bagaimana cara kami mengenalkan hewan ke anak-anak secara konkret, semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi kegiatan yang menyenangkan untuk moms dan buah hati selama di rumah.

Jangan lupa, mengajarkan adab sebelum Ilmu, semoga Ilmu yang kita dapat ini Allah berkahi dan bermanfaat untuk sesama.