Kupu-kupu memang sangat cantik, tapi untuk menjadi kupu-kupu yang cantik prosesnya ternyata lama. Karena kupu-kupu mengalami proses metamorfosis dalam hidupnya. Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh yang dialami oleh hewan dari tahap telur, larva sampai menjadi dewasa.
Metamorfosis juga dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Tetapi tidak semua hewan mengalami metamorfosis lho. Tidak semua hewan dalam siklus hidupnya mengalami perubahan bentuk.
Terus, apa perbedaan metamorfosis sempurna dan tidak sempurna ? Hewan yang mengalami metamorfosis sempurna akan mengalami perubahan bentuk. Maksudnya begini, pada metamorfosis sempurna, setelah menetas telur menjadi larva yang bentuknya jauh berbeda dengan bentuk hewan dewasa. Sementara pada metamorfosis tidak sempurna, setelah menetas telur tersebut menjadi nimfa yang bentuknya mirip dengan bentuk hewan dewasanya.
Begitu kira-kira cara saya menjelaskan tentang proses metamorfosis ke anak usia tiga tahun dan enam tahun. Dulu saya mengira materi sains seperti ini hanya cocok diberikan ketika anak sudah menginjak usia sekolah dasar.
Tapi setelah mendampingi langsung anak-anak dalam proses belajarnya, saya merubah pandangan saya bahwa materi yang tampak rumit sebenarnya bisa dengan mudah diterima oleh anak-anak usia dini asalkan ketika materi tersebut diberikan, anak-anak juga menyukainya dan kita mempunyai cara yang tepat untuk menyampaikannya.
Tentunya menggunakan kalimat dan bahasa yang mudah dimengerti anak, disesuaikan dengan kemampuan bahasa dan berpikirnya. Jika ada tujuan ingin menambah kosakata melalui materi tersebut, berikan sedikit demi sedikit sertai dengan contoh-contoh kalimat sederhana. Contoh-contoh kalimat tersebut dapat diulang sesering mungkin.
Saya tidak pernah memaksakan mereka harus mempelajari sesuatu yang mereka tidak menyukainya. Bukan berarti kemudian tidak mengenalkan hal-hal yang baru, hal-hal baru selalu diberikan tetapi saya lebih banyak mengikuti apa yang menjadi ketertarikan mereka saat itu.
Ketika mereka tertarik akan sesuatu maka artinya mereka siap untuk mencari tahu tentang hal tersebut, dan itu akan sangat memudahkan proses belajar mereka, dan juga memudahkan saya dalam mempersiapkan hal-hal yang menunjang belajarnya. Kalau sudah demikian saya akan berusaha memberikan informasi selengkap-lengkapnya tentang materi tersebut. Sebisa mungkin saya utamakan dari konkret ke abstrak.
Pembahasan metamorfosis diantara kami ini berawal dari hasil observasi saya dalam menggali minat anak-anak. Ketika muncul ketertarikan yang mendalam terhadap suatu objek, biasanya mereka akan membahasnya terus menerus, mencari tahu dan selalu bertanya. Disinilah tugas saya sebagai directrees mereka untuk memfasilitasi apa yang sedang mereka cari.
Bagaimana caranya ? Berikan pengalaman sekonkret mungkin ke anak, bisa dengan cara mengajak anak untuk mengamati objeknya langsung. Jika tidak memungkinkan saya akan memanfaatkan teknologi yang ada, misal dengan melihat video dan gambar.
Video dan gambarpun saya utamakan yang asli dulu, supaya anak benar-benar melihat benda aslinya dulu atau proses yang sebenarnya dulu. Baru kemudian ciptakan permainan-permainan menarik yang berkaitan dengan tema tersebut ditambah dengan buku ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi tersebut sebagai penunjang.
Permainan Sederhana Untuk Mempelajari Metamorfosis
Berikut adalah contoh kegiatan yang pernah kami buat bersama dalam rangka mempelajari proses metamorfosis.
Sudah berhari-hari pembahasan anak-anak di rumah adalah tentang kupu-kupu. Kakak bercerita ke adiknya bahwa dia baru saja menemukan telur dibawah daun yang ada di taman kecil kami. Hal ini disambut baik oleh adiknya.
Dari situlah akhirnya mereka menebak-nebak telur siapakah itu, melihat antusias mereka saya berusaha mengajak anak-anak untuk mencari tahu hewan apakah gerangan yang suka meletakkan telurnya di bawah daun. Saya mengajak mereka mengumpulkan referensi, baik buku maupun video.
Diantara hewan-hewan yang kami pelajari bersama perhatian anak-anak tertuju pada siklus hidup si kupu-kupu cantik yang ternyata juga suka meletakkan telurnya dibawah daun. Nah, mulailah mereka membahasnya setiap hari. Bahkan, rutinitas membaca buku sebelum tidurpun dikhususkan hanya untuk membaca proses metamorfosis kupu-kupu.
Ini berlanjut sampai berminggu-minggu, tema tersebut masih mendominasi obrolan anak-anak. Demi menggali minat mereka, saya semakin tergerak untuk ikut belajar dan mengamati bagaimana sebenarnya kupu-kupu ini bertelur dan bagaimana proses selanjutnya setelah mereka bertelur.
Mengamati hal ini muncullah ide untuk membuatkan mereka sebuah dramatisasi mikro tentang sebuah proses metamorfosis kupu-kupu, dari mulai telur, larva/ ulat kecil, ulat besar, pupa/ kepompong hingga menjadikan kupu-kupu dewasa.
Saya ingin menyampaikan materi ini dengan sedetail mungkin tapi menarik untuk anak-anak. Tidak ada kendala khusus karena memang ini adalah sesuatu yang sedang menarik hati mereka.
Membuat Daun dan Telur Kupu-Kupu
Hari pertama saya mengajak mereka untuk berkreasi, membuat beberapa daun yang kemudian bagian bawahnya kami tempelkan manik-manik berwarna putih yang berperan sebagai telur kupu-kupu.
Saya hanya membantu bagian-bagian yang sulit saja sepertinya menempelkan manik ke daun menggunakan lem tembak, selebihnya saya biarkan mereka berkreasi. Walaupun hasil guntingannya seperti daun bergigi, saya akan tetap membiarkannya sampai mereka meminta bantuan kepada saya untuk merapikannya. Hal ini demi menghargai karya dan jerih payah mereka. Selain itu, supaya mereka tetap percaya diri.
Akhirnya mereka berhasil membuat daun tempat bertelur kupu-kupu sejumlah tiga buah daun. Dua daun hasil karya kakak, dan satu daun hasil karya adik, kemudian saya tambahkan tiga daun lagi, supaya genap menjadi enam buah daun.
Kenapa harus genap enam ? Ada ide baru untuk membuat variasi dari permainan ini, karena kebetulan adik juga sedang belajar pondasi matematika tahap pertama yaitu menghitung dan mengurutkan benda. Saya ingin sedikit menyelipkan materi menghitung dan mengurutkan benda disini, yang saya mulai dari menghitung 1-6.
Mumpung ada ketertarikan dengan metamofosis kupu-kupu, saya kembangkan tema ini supaya bisa digunakan juga untuk belajar materi lain. Berdasarkan pengalaman selama 6 tahun mendampingi kakak, kegiatan apapun asal dikemas dengan tema yang sedang anak-anak sukai pasti jarang akan ada penolakan.
Daun-daun inilah nanti yang akan mereka gunakan untuk menceritakan tentang tahap awal proses metamorfosis kupu-kupu yaitu telur. Disini secara tidak langsung saya sedang mengajak mereka untuk belajar mempresentasikan sesuatu hal.
Pada tahap awal proses metamorfosis kupu-kupu diawali dengan wujud yang paling kecil yaitu telur. Dari hasil pengamatan kami telur kupu-kupu biasanya berbentuk bulat, tapi ternyata ada juga yang lonjong, kecil sekali dan berwarna putih.
Telur-telur tadi ditempelkan oleh induknya menggunakan zat perekat yang sangat kuat. Telur kupu-kupu ini juga dilengkapi dengan kulit yang sangat keras, sehingga menjadikan telur terlindungi dari temperatur panas dan dingin. Tahapan ini akan berlangsung hingga 3-5 hari tergantung spesies dan iklim lingkungan.
Kupu-kupu betina biasanya akan meletakkan telur-telur tersebut di daun yang mereka sukai. Biasanya di bagian bawah daun atau ujung daun, supaya aman dari gangguan luar. Satu jenis kupu-kupu akan memilih satu atau dua jenis tanaman yang mereka suka untuk meletakkan telurnya.
Ternyata ini sudah menjadi kebiasaan mereka secara turun temurun. Jadi, kupu-kupu jenis A hanya mau bertelur di daun pisang, sedangkan kupu-kupu jenis B hanya mau bertelur di daun jeruk.
Mereka akan bertelur di daun tersebut, agar sang induk dapat dengan mudah mengawasi dan menjaga telurnya. Daun tempat telur menetas akan menjadi makanannya sampai mereka menjadi kepompong.
Bahan yang dipersiapkan :
kertas asturo warna hijau, Spidol hitam, manik putih, lem tembak, figur kupu
Cara bermainnya :
- Directrees menceritakan terlebih dahulu tahap awal proses metamorfosis kupu-kupu menggunakan butterfly figurine dan diy daun yang sudah ditempel telur (manik-manik putih).
- Directrees meminta anak untuk menghitung dan mengurutkan daun-daun tersebut dari kiri ke kanan terlebih dahulu. Boleh pakai bahasa Indonesia, bahasa Inggris, atau bahasa Arab (sesuai dengan bahasa yang sedang mereka pelajari).
- Kemudian minta anak untuk menceritakan kembali apa yang sudah dijelaskan directrees.
- Butterfly figurine yang berbeda jenis berfungsi untuk menjelasan bahwa masing-masing kupu-kupu secara turun temurun mempunyai daun kesukaan yang berbeda untuk meletakkan telurnya.
Hari kedua, saya mengajak kakak dan Adik berperan sebagai kupu-kupu yang akan meletakkan telur-telurnya ke daun.
Yang kebagian peran wajib menggunakan butterfly bracelet dan meletakkan telur-telurnya ke daun. Butterfly bracelet ini adalah hasil karya mereka masing-masing. Saya hanya membantu membuatkan pola, selebihnya mereka yang mewarnai dan mengguntingnya.
Video Cara Membuat Gelang Kupu-kupu
Sebelumnya saya akan menjelaskan kriteria daun seperti apa yang dicari kupu-kupu. Karena setelah telur menetas daun-daun ini akan menjadi makanan ulat. Maka dari itu kupu-kupu akan mencarikan daun yang terbaik untuk calon larvanya, daun yang terdapat lubang bekas gigitan serangga pemakan daun tidak akan dipilihnya karena ini membahayakan untuk telur-telurnya, bisa-bisa telurnya nanti disantap oleh para predator.
Kriteria lain daun harus kering, kalau basah kemungkinan akan berjamur, daun yang berjamur tidak baik untuk pertumbuhan ulat.
Kriteria selanjutnya daun tidak tersorot langsung oleh sinar matahari. Karena itu bisa membuat telur kupu-kupu menjadi kering dan tidak bisa menetas.
Dalam permainan ini tugas mereka adalah meletakkan telur-telur tersebut ke permainan daun yang sudah saya siapkan, sambil menghitung dan mengurutkan telur kupu-kupu dari kiri ke kanan, untuk kakak ada sedikit tugas tambahan yaitu menghitung mundur saat mengembalikan telur kupu-kupunya ke mangkuk, saya siapkan 8 telur kupu-kupu dari pom-pom berwarna putih.
Seperti di aktivitas sebelumnya, di aktivitas ini saya juga menggunakan kesempatan untuk membuat aktivitas variasi untuk adik belajar menghitung dan mengurutkan benda. Karena hari sebelumnya adik berhasil dengan baik menghitung dan mengurutkan benda dari 1-6, maka hari berikutnya aktivitas menghitung dan mengurutkan benda si adik ini dinyatakan naik level menjadi 1-8.
Dalam permainan ini saya sengaja menggunakan penjepit untuk meletakkan pom-pomnya ke daun, tujuannya untuk melatih kekuatan tangan anak, khususnya otot tiga jari yang nantinya digunakan untuk menulis.
Selesai berhitung, mereka menggunakan permainan ini untuk dramatisasi mikro dengan menggabungkan cerita di hari sebelumnya. Seru kan…
Bahan yang dipersiapkan dalam permainan ini :
- Kardus bekas, kemudian gambar pola daun di bagian yang kosong, warnai menggunakan cat air.
- Buat lingkaran kecil menggunakan cetakan seukuran pom-pomnya.
- Lubangi menggunakan cutter pen.
- Kardus yang sudah digambar daun dan dilubangi tersebut, lapisi dengan kardus bagian bawahnya menggunakan lem.
- Daun siap digunakan untuk meletakkan telur.
- Gunakan pom-pom ukuran kecil untuk telurnya.
- Gunakan penjepit kayu untuk memgambil pom-pom (bisa diganti dengan pinset atau sejenisnya).
Nah, mudahkan kan cara membuatnya, cukup manfaatkan barang-barang yang ada di sekitar kita saja.